Pernah terbit satu waktu,
Umat ini bagaikan mentari,
Megah dan tinggi di ufuk langit,
Menyinari seluruh buana ini,
Lorong-lorong gelap menjadi terang,
Denai yang sempit membuka laluan,
Lembah-lembah gunung tidak mampu bersembunyi,
Sinarnya merayap segenap ruang bumi,
Alangkah hebat peribadi Nabi,
Menyuluh harapan di kala kegelapan,
Kilauan cahaya Khandaq itu,
Masih menyilaukan mata dunia,
Bumi Syam menjadi saksi,
Istana merahnya disuluh cahaya iman,
Penduduk Parsi bersenang hati,
Istana putih dinaungi keadilan,
Pembesar-pembesar Yaman merasa aman,
Gerbang Sana’a dihembus angin rahmat,
Bahtera dakwah terus berlayar,
Dikemudi generasi demi generasi,
Meredah ombak kekufuran,
Membelah taufan kejahilan,
Gegak gempita meriam Al-Fateh,
Masih bergema di langit sejarah,
Gemuruh kota Konstantin tatkala mendengar
Kapal-kapalnya berlayar merentas gunung,
Umat ini bagaikan mentari,
Megah dan tinggi di ufuk langit,
Menyinari seluruh buana ini,
Lorong-lorong gelap menjadi terang,
Denai yang sempit membuka laluan,
Lembah-lembah gunung tidak mampu bersembunyi,
Sinarnya merayap segenap ruang bumi,
Alangkah hebat peribadi Nabi,
Menyuluh harapan di kala kegelapan,
Kilauan cahaya Khandaq itu,
Masih menyilaukan mata dunia,
Bumi Syam menjadi saksi,
Istana merahnya disuluh cahaya iman,
Penduduk Parsi bersenang hati,
Istana putih dinaungi keadilan,
Pembesar-pembesar Yaman merasa aman,
Gerbang Sana’a dihembus angin rahmat,
Bahtera dakwah terus berlayar,
Dikemudi generasi demi generasi,
Meredah ombak kekufuran,
Membelah taufan kejahilan,
Gegak gempita meriam Al-Fateh,
Masih bergema di langit sejarah,
Gemuruh kota Konstantin tatkala mendengar
Kapal-kapalnya berlayar merentas gunung,
Gemercik pedang tentera Salahuddin,
Masih hangat di ufuk sirah,
Luluh jiwa sang perampas,
Bila fajar Al-Quds terbit bersama ribuan tentera Muhammad,
Masih hangat di ufuk sirah,
Luluh jiwa sang perampas,
Bila fajar Al-Quds terbit bersama ribuan tentera Muhammad,
Sungguh ajaib waktu itu,
Dunia tidak pernah mengenal cahaya seperti ini,
Menembusi tembok-tembok kejahilan,
Menundukkan sekalian mahligai keangkuhan,
Dunia tidak pernah mengenal cahaya seperti ini,
Menembusi tembok-tembok kejahilan,
Menundukkan sekalian mahligai keangkuhan,
Kalau ditanya siapakah pewaris mereka,
Kitalah orangnya,
Kalau dicari di mana penyambung risalah,
Di sinilah orangnya,
Kitalah orangnya,
Kalau dicari di mana penyambung risalah,
Di sinilah orangnya,
Jangan ditanya pada yang berjiwa kecil,
Kerna mereka tak mengerti makna juang,
Jangan dicari yang lemah lesu,
Kerna kamus hidupnya tidak mengenal harapan,
Kerna mereka tak mengerti makna juang,
Jangan dicari yang lemah lesu,
Kerna kamus hidupnya tidak mengenal harapan,
Tanyalah pada pemilik tubuh yang berjiwa besar,
Kerna mereka hidup bersama dakwah,
Cita dan impian dakwah,
Seperti itu jugalah cita dan impian mereka,
Kerna mereka hidup bersama dakwah,
Cita dan impian dakwah,
Seperti itu jugalah cita dan impian mereka,
Ya, dakwah adalah kehidupan,
Ia bukan masa lebihan,
Bukan jua kerja sampingan,
Yang diisi bila ada kekosongan,
Ia bukan masa lebihan,
Bukan jua kerja sampingan,
Yang diisi bila ada kekosongan,
Dalam setiap derap langkah,
Dan seluruh tenaga yang dikerah,
Kita mengejar impian yang besar,
Impian pemilik azimah yang tinggi,
Dan seluruh tenaga yang dikerah,
Kita mengejar impian yang besar,
Impian pemilik azimah yang tinggi,
Bahtera dakwah tidak akan berlayar,
Jika sauh nafsu masih terpaut,
Layar dakwah tidak akan berlabuh,
Kalau masih dijerut kemalasan,
Jika sauh nafsu masih terpaut,
Layar dakwah tidak akan berlabuh,
Kalau masih dijerut kemalasan,
Lepaskan semua itu!
Dan berlayarlah dengan arus kehendak Tuhan,
Dan berlayarlah dengan arus kehendak Tuhan,
Jadilah seperti alam,
Sentiasa bergerak, berkembang, mengalir,
Tidak kaku walau malam bertamu,
Tidak lesu walau halangannya beribu,
Sentiasa bergerak, berkembang, mengalir,
Tidak kaku walau malam bertamu,
Tidak lesu walau halangannya beribu,
Orkestra alam yang memainkan simfoni ketaatan,
Menuntut kita untuk turut mengikut rentak,
Menghayun langkah,
Dan turut bergerak,
Menuntut kita untuk turut mengikut rentak,
Menghayun langkah,
Dan turut bergerak,
Kalau hujan berarak menghidupkan tumbuhan,
Daie itu berjalan menghidupkan hati,
Kalau hadirnya bulan menerangi malam,
Daie itu muncul menyinari dunia,
Daie itu berjalan menghidupkan hati,
Kalau hadirnya bulan menerangi malam,
Daie itu muncul menyinari dunia,
Tidak dibiar walau seinci tanah,
Tanpa ada sinaran hidayah,
Tidak dilepas walau satu jiwa,
Hidup kosong tanpa arah,
Tanpa ada sinaran hidayah,
Tidak dilepas walau satu jiwa,
Hidup kosong tanpa arah,
Seperti itulah pejuang dakwah,
Menyerah segenap ruang masa dan diri,
Menyeru manusia kepada Allah,
Memasyarakatkan agenda dakwah.
Menyerah segenap ruang masa dan diri,
Menyeru manusia kepada Allah,
Memasyarakatkan agenda dakwah.
No comments:
Post a Comment